Pemetaan Pangan Dengan Teknologi Drone

Pemetaan Pangan Dengan Teknologi Drone

  • 20 March 2023

Pemetaan potensi pangan dengan teknologi drone dilakukan di Desa Pancawati, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat dilakukan pada tanggal 7-9 November 2022 yang difasilitasi oleh seorang pilot drone bersertifikat dari PT Eidara Mata Data Presisi. Sedangkan perangkat yang digunakan dalam Pemetaan ini adalah Drone DJI Phantom 4 yang merupakan salah satu drone yang dapat digunakan dalam melakukan pemetaan/foto udara.

Metode pemetaan potensi pangan dengan teknologi drone merupakan komparasi antara metode Community Livelihood Appraisal and Product Scanining (CLAPS)  (oberservasi,survey,wawancara) yang dilakukan di pulau pari. Kedua metode tersebut menjadi cara untuk melihat potensi pangan di dua lokasi berbeda yaitu di Desa Pancawati dengan metode teknologi drone sedangkan di pulau pari dengan metode CLAPS
caringin.png

 

Pemetaan dengan drone ini menghasilkan foto udara seluas 170 Ha yang dapat di analisis menggunakan software agisoft dan arcgis untuk menghitung luasan areal bangunan, tegakan pohon/vegatasi serta areal pangan/kebun/sawah.

Dari hasil analisis menggunkan sotware agisoft dan arcgis, foto udara tersebut terbagi tiga bagian yaitu, areal terbangun, areal vegetasi/tegakan dan areal pangan.

Untuk areal terbangun, seluas 40 Hektar are. Areal terbangun ini termasuk perumahan, jalan, jembatan, kolam renang. Sedangkan untuk areal vegetasi/tegakan pohon 56 Hektar are. Areal tegakan pohon ini bermacam-macam jenis pohon baik tanaman buah seperti Nangka, durian, jeruk, tanaman keras, tanaman bambu serta tanaman-tanaman lain seperti tanaman pekarangan dan lain-lain.

Sedangkan areal pangan seluas 74 Hektar are seperti, areal persawahan, areal tanaman sayuran, pertanian lahan kering. Dari data foto udara tergambar bahwa wilayah pangan di Desa Pancawati masih terluas di bandingkan areal lain. Secara karakteristik Desa ini merupakan desa wisata yang didominasi usaha penginapan. Walaupun usaha masyarakat Desa Pancawati di dominasi usaha penginapan, tetapi areal pangan masih tersedia cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat.

Secara topografi Desa Pancawati berlereng dengan dengan ketinggian diatas 500 mdpl, karena berada di bawah kaki Gunung Gede Pangrango. Tergambar jelas bahwa masyarakat Desa Pancawati banyak mengusahakan lahan-lahan yang berada dalam kemiringan untuk tanaman-tanaman pangan seperti padi, pisang, tanaman sayur dan bahkan tanaman buah.

Dengan potensi sumber air yang cukup, masyarakat Pancawati memanfaatkan untuk membuka areal persawahan,kolam ikan, kebun sayur dan bahkan kolam renang untuk bisnis pariwisata.  Dari foto udara juga dapat terlihat bahwa di areal lahan kering datar masayarakat lebih banyak menanam sayur-sayuran,umbi-umbian, tanaman buah, seperti pisang, kelapa, rambutan, durian, dan lain-lain. Sedangkan untuk lahan kering areal kemiringan masyarakat lebih banyak menanam tanaman umur Panjang seperti kelapa dan juga tanaman konservasi berupa bambu dan tanaman keras lainnya.

Salah satu kelebihan menggunakan metode pemetaan dengan teknologi drone adalah kita dapat melihat potensi areal sumber pangan masyarakat dengan foto udara, jenis-jenis tanaman pangan, luasan areal pangan dan ruang yang dapat dikembangkan untuk kebutuhan pangan ke depannya.

Sedangkan kelemahan metode tersebut adalah tidak dapat menghitung kapasitas produksi dari setiap jenis pangan atau dari setiap masyarakat yang menggarap. Dan juga tidak tergambar komposisi penguasan lahan pangan di dalam masyarakat. Hal ini dikarenakan tidak dilakukan wawancara terkait dengan penguasan lahan maupun kapasitas produksi.

 

Tim WKR